Unik, 7 tradisi Ramadhan warga Arab yang berbeda di Indonesia

Ramadhan di negara-negara Arab memiliki beberapa tradisi unik yang berbeda dari yang ada di Indonesia. Berikut adalah 7 tradisi unik Ramadhan di dunia Arab yang jarang ditemui di Indonesia:

1. Meriam Ramadhan (Madfa’ Al-Iftar)
Di beberapa negara Arab seperti Mesir, Yordania, dan Lebanon, suara meriam ditembakkan sebagai tanda berbuka puasa. Tradisi ini sudah ada sejak era Kesultanan Mamluk dan masih berlangsung hingga sekarang.

2. Musaharati (Penabuh Bedug Keliling untuk Sahur)
Di negara-negara seperti Mesir, Suriah, dan Palestina, ada Musaharati, yaitu seseorang yang berkeliling sambil menabuh drum dan membangunkan warga untuk sahur. Biasanya, mereka juga melantunkan doa atau syair Islami.

3. Festival Lampu Fanoos
Di Mesir dan beberapa negara lainnya, lampu Fanoos (lampion warna-warni khas Ramadhan) menjadi simbol penting. Lampu ini biasanya dinyalakan di rumah-rumah dan jalanan untuk memperindah suasana Ramadhan.

4. Hadiah Ramadhan untuk Anak-Anak
Di beberapa negara Arab, anak-anak mendapatkan hadiah uang atau permen selama Ramadhan, terutama setelah berbuka puasa. Tradisi ini mirip dengan “angpao Lebaran” di Indonesia tetapi diberikan sejak awal Ramadhan.

5. Iftar Gratis di Jalanan
Di banyak kota Arab seperti Makkah, Madinah, dan Kairo, ada tradisi “Maidat Ar-Rahman” yaitu meja besar di jalanan yang menyediakan makanan berbuka puasa secara gratis untuk siapa saja, terutama kaum dhuafa dan musafir.

6. Kue Khas Ramadhan: Qatayef
Di banyak negara Arab, makanan khas Ramadhan adalah Qatayef, sejenis pancake kecil yang diisi dengan kacang, keju, atau krim, lalu digoreng dan disiram sirup manis.

7. Tradisi Garangao (Kuwait, Qatar, UEA, Bahrain)
Di negara-negara Teluk Arab, ada perayaan khusus untuk anak-anak pada malam ke-14 Ramadhan yang disebut Garangao. Anak-anak berpakaian tradisional, bernyanyi, dan berkeliling rumah untuk mengumpulkan permen, mirip dengan Hallowen dibarat.